Makassar, 13 Mei 2024 – Pelatihan sosial kultural jenjang 2 angkatan 4 yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan Pelatihan Pegawai Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) pada Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Selatan. Acara yang berlangsung dari tanggal 12 hingga 16 Mei 2024 ini dihadiri oleh utusan dari berbagai perguruan tinggi secara offline (on campus), termasuk Universitas Halo Oleo, yang diwakili oleh Gunawan salah satu dosen program studi Ilmu Komputer FMIPA.
Pelatihan offline ini merupakan bagian dari upaya Kemdikbudristek dalam memperkuat kapasitas pegawai dan tenaga pendidik dalam memahami serta mengelola dinamika sosial kultural di Indonesia. Dengan tema “Harmonisasi Dalam Keberagaman”, pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman mendalam tentang keberagaman budaya serta strategi untuk mempromosikan inklusi dan toleransi dalam masyarakat yang multikultural.
Selama lima hari, para peserta terlibat dalam berbagai kegiatan interaktif, termasuk diskusi panel, lokakarya, dan simulasi kasus. Materi yang disampaikan mencakup pengenalan budaya lokal, strategi komunikasi lintas budaya, serta pentingnya mengenali dan menghargai perbedaan sebagai langkah awal dalam membangun hubungan yang harmonis.
Gunawan, salah satu peserta dari Universitas Halo Oleo, menyatakan, “Pelatihan ini memberikan wawasan baru tentang pentingnya memahami dan menghargai keberagaman budaya di Indonesia. Saya yakin pengetahuan dan keterampilan yang saya peroleh akan sangat berguna dalam menjalankan tugas-tugas saya di bidang pendidikan.”
Dr. Ir. Siti Nurhayati, selaku Kepala Pusat Pendidikan Pelatihan Pegawai Kemdikbudristek, menegaskan pentingnya peran pendidikan dalam memperkuat fondasi kerukunan sosial di tengah-tengah masyarakat yang majemuk. “Melalui pelatihan ini, kami berharap para peserta dapat menjadi agen perubahan yang mampu membawa dampak positif dalam membangun budaya inklusif dan harmonis,” ungkapnya.
Dengan berakhirnya pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka peroleh dalam lingkungan kerja dan masyarakat tempat mereka berada. Semoga pelatihan ini menjadi langkah awal dalam memperkuat kerjasama lintas budaya dan membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia yang beragam.